Masyrakat Bugis di Kab.Bone mempunyai senjata tradisional, satu dari beberapa jenis senjata tersebut yaitu Kawali/Badik Gecong, diperkirakan Gecong dalam bahasa bugis berasal dari kata Geccung alat yang dibuat untuk menggatung atau mengaitkan sesuwatu benda, pada zaman dahulu Kawali Gecong termasuk benda yang sakral dan dianggap memiliki kesaktian serta kekuatan magis, Terdapat ungkapan dalam bahasa bugis tenniya ugi narekko de’nappunai Kawali, yang artinya “Bukan Seorang Bugis apabila tidak memiliki Kawali, adapun rupa dari Kawali Gecong berbentuk pisau yang bilahnya pipih ujungnya runcing dan pangkal bila agak kecil lalu melebar di bagian tengah bilah dan mengecil lagi hingga runcing di bagian ujungnya, Kawali pada umumnya memiliki 3 bagian utama yaitu: Pangulu atau Gagang, Bilah Besi, Wanua atau Warangka adapun manifestnya tertuang dalam Pribahasa Masyarakat Bugis Kawali dalam Makna Filosofi yaitu 3 Cappa/Ujung yang harus selalu di jaga dalam Hidup
1. Ujung Lidah
2.Ujung Kemaluan
3.Ujung Laso
adapun ciri khas dari Kawali Gecong yaitu dapat diseimbangkan seperti timbangan setelah terhunus lalu diberikan titian bagian ditengah dari Kawali Gecong. Perkiraan ada pada masa pemerintahan II Kerajaan Bone La Ummasa Petta Panre Bessie (1358-1424). Jika kita memperhatikan nama beliau sudah menunjukkan bahwa beliau memiliki keahlian lain, selain dalam menata pemerintahan kerajaan, yaitu keahlian dalam membuat berbagai senjata dari besi, makanya diberi gelar nama Petta Panre Bessie. Beliau sangat dicintai rakyatnya karena selain merakyat, juga memiliki berbagai kelebihan seperti berdaya ingat tajam, penuh perhatian, jujur, adil dan bijaksana. Beliau juga sebagai raja pertama yang berusaha memperluas wilayahnya, yaitu Kerajaan Bone. Usaha perluasa kekuasaan itu, ada yang sengaja ditaklukkan dan ada yang secara sukarela menggabungkan diri. Sehingga tercatat ada beberapa wilayah sebagai wilayah yang berhasil beliau persatukan dalam Kerajaan Bone. Wilayah-wilayah itu adalah Anro Biring, Majang, Biru, Maloi, Cellu, Palakka yang kemudian ikut bergabung, dan Tanete Riattang. Perluasan wilayah kekuasaan yang dilakukan oleh La Ummasa dengan cara ekspansi, tentu dilakukan dengan penuh persiapan dan pertimbangan yang matang. Salah satu persiapan yang dimaksud adalah kesiapan militer yang tangguh lengkap dengan persenjataannya. Untuk melengkapi militernya dengan senjata yang terbuat dari besi yang canggih berdasarkan zamannya, beliau membuatnya sendiri. Dan ternyata senjata-senjata yang mereka produksi memang terhitung sangat baik dan hebat pada masa itu. Tahun 1300-san tentu masih sulit mendapatkan senjata dan kalaupun ada, pasti sangat terbatas dan sangat sederhana. Tetapi La Ummasa sangat mudah membuat senjata yang baik seperti kawali gecong untuk melengkapi pasukan ekspansinya dan peralatan militernya. Sehingga pasukan militernya sangat hebat pada waktu itu. Walaupun demikian pada masa itu bukan hanya militer yang hebat, tetapi juga La Ummasa dianggap memiliki kemampuan diplomasi politik yang hebat untuk meyakinkan wilayah-wilayah yang diajak bergabung. Sehingga pemerintah Kabupaten Bone membuat tugu/simbol berupa Tugu Gecong, Walaupun saat ini panre bessie tidak seramai pada masa La Ummasa, tetapi sampai saat ini masih banyak panre bessie yang mewarisi keahlian La Ummasa. Untuk keahlian itu masih terwarisi yang tidak putus-putusnya dari masa ke masa di Dusun Abbolangnge, Desa Lappo Ase, Kecamatan Awangpone, Kabu7.paten Bone. Salah seorang kakek yang kami wawancarai di dusun itu mengaku bahwa keahlian panre bessie yang dimilikinya mengaku diperoleh dari orang tua dan kakeknya yang sudah tujuh turunan