Apa yang dimaksud Seni Lukis Kaca
Sebuah karya seni yang dibuat secara terbalik dimana dalam proses pembuatan mempunyai langkah dan tahapan dalam pembuatannya.
Sejarah
Diawali tahun 1927, Jero Dalang Diah sebagai maestro yang mempelopori dan menciptakan seni lukis kaca dan cicit dari saya sendiri.
Tahapan Pembuatan
1. Pembuatan Sketsa, dibuat diatas kertas dengan menggunakan pulpen atau pensil, yang dominan motif wayang, karena kedekatan maestro Jero Dalang Diah juga sebagai Dalang Wayang sehingga motif banyak wayang.
2. Setelah Sketsa selesai, dilanjutkan dengan menjiplak diatas kaca dengan menggunakan mata pena, sehingga lukis kaca akan ada motif wayang yang akan dibuat. Tinta Cina akan menjadi kontur di Kaca
3. Nyawi adalah memberi motif hias dalam Lukis kaca wayang. Motif wayang ada motif hiasan yang ada semisal berada pakaian yang dikenakan.
4. Merade adalah memberikan warna emas, motif yang dikenakan dalam busana pewayangan. Dan selanjutnya dilanjutkan dengan warna yang paling muda seperti putih, selanjutnya dilanjutkan oleh biru muda/ merah muda/ hijau muda dengan mengikuti alur busana dalam wayang. Warna emas dari serbuk emas yang juga dicampur dengan tiner special.
5. Dari warna muda lanjut dengan warna lebih tua dengan menggunakan cat minyak dibantu dengan minyak tanah sebagai pengencer.
6. Pembuatan pemandangan, sebagai background. Dilanjutkan dengan finishing.
Hal ini berbeda dengan Lukis kanvas yang dimulai dengan background dilanjutkan dengan detail, Lukis kaca diawali dengan detail dan diakhiri dengan background.
Sistem Cantrik juga digunakkan pemindahan media kertas ke media kaca.
Bahan dipakai
1. Perade, warna emas berupa serbuk, dicampur dengan pelitur pernis dan minyak tanah sebagai pengencer sehingga menghasilkan warna gold
2. Tinta Cina untuk membuat kontur detail dan motif dengan menggunakan mata pena
3. Kuas, mewarna didalam lukis kaca yang menggunakan cat minyak, bisa cat kayu atau cat besi
Minyak tanah sebagai alternatif pengencer warna, untuk saat ini minyak tanah menjadi kendala karena susah didapat. Tiner Spesial A dan B, bensin juga bisa dipakai tetapi tidak sebagus dengan minyak tanah, dikarenakan bisa membuat gradasi warna yang lebih bagus.
Media yang dipakai
Sekarang ini inovasi media kaca, mulai generasi ketiga dengan tema sosial, salah satu contoh di Museum Buleleng, visi misi kandidat, perempuan di cafe melihat pilkada, dengan tujuan sebagai edukasi.
Generasi sekarang, keempat, sudah melakukan di genteng kaca, toples dengan Tingkat kesulitan yang lebih rumit.
Waktu Pengerjaan
Waktu pengerjaan bisa 1-2 minggu tergantung motif wayang dan besar media yang dilukis. Ukuran 20x30cm kisaran 1-2minggu, ukuran kecil ukuran wayang hanya bagian muka hanya memerlukan 3 hari karena detail yang dilukis juga mempengaruhi lama pengerjaan. Bisa juga 1 bulan jika medianya besar.
Nilai dan Pesan
Salah satunya tujuan pembuatan adalah untuk mata pencaharian, karena dahulunya dari generasi pertama sampai sekarang ini generasi keempat karena untuk mencari nafkah.
Karena motif wayang, tujuan lainnya adalah identik dengan kesakralan, dimana juga menjadi Sanggah atau Piasan di Pura yang mengarah ke tema di Pura tersebut, seperti Dewa Siwa, TriMurti, salah satu motif yang dipajang di Pura. Sampai pengembangan ke batik, yang tujuannya menjadi ekspresi dari pelukisnya.
Permulaan
Sejak 2 SD sudah dimulai belajar, secara tidak langsung sudah terwariskan, karena sering melihat dan mencoba sehingga bisa melukis diatas kaca tanpa harus belajar secara khusus. Hal ini juga menjadi kewajiban yang dilakoni.
Hambatan dan Permasalahan
Biiasanya jika kita tidak disiplin, bisa saja lukisannya pecah, untuk bahan juga minyak tanah yang terbatas. Udara lembab juga menjadi kendala dikarenakan tinta cina sulit untuk ditaruh warnanya sehingga terhapus karena masih basah. Sehingga perhatian tingkat kering cat yang dipakai juga berpengaruh.
Apresiasi
Sangat baik dari masyarakat, seperti Dinas yang ada juga mendukung sebagai mendukung budaya untuk dipertahankan. Pemerintah Desa juga selalu support agar tidak punah dan hilang sehingga generasi selanjutnya juga menjadi kewajiban agar selalu terjaga. Sudah banyak juga masyarakat diluar desa, kalangan pendidikan SMA dan SMP juga menekuni lukisan kaca. Sanggar juga didirikan untuk mendidik anak dalam rangka mewujudkan dan mempertahankan warisan keluarga lukisan ini.
Harapan
Bagaimana cara masyarakat lebih mengenal lebih luas untuk seni lukis kaca dan berharap pengembangan lebih baik, dikarenakan seni lukis kaca hanya ada satu satunya di Desa Nagasepaha. Agar lebih lestari dan mengembangkan seni lukis kaca tetap eksis di kancah bali baik Indonesia maupun internasional.