Tradisi Peusijuek adalah prosesi adat istiadat yang dilakukan diberbagai kegiatan tertentu dalam kehidupan masyarakat Aceh, seperti upacara/acara perkawinan, membangun dan menghuni rumah baru, menunaikan ibadah haji, kurban hewan, peremuan diceraikan suami, orang terkejut dari sesuatu yang luar biasa (harimau, terjatuh dari pohon, terkena musibah/tabrakan kendaraan yang mengucurkan darah), perkelahian/ permusuhan yang harus didamaikan.
Di samping itu, Peusijuek juga dilakukan oleh anggota masyarakat terhadap seseorang yang memperoleh keberuntungan, misalnya berhasil lulus sarjana, memperoleh kedudukan tinggi dalam pemerintahan dan masyarakat, penghargaan atau anugerah bintang tertinggi, kendaraan baru, dan lainnya.
Tata cara pelaksanaan tradisi Peusijuek dilakukan dengan beberapa urutan, pertama menaburkan beras padi (breuh padee), kedua, menaburkan air tepung tawar, ketiga menyunting nasi ketan (bu leukat) pada telinga sebelah kanan dan terakhir adalah pemberian uang (teumutuek).
Perlengkapan Peusijuek terdiri dari satu buah talam, satu mangkok breuh padee (beras), satu piring besar bu leukat warna puteh/kuneng (ketan warna putih/kuning), tumpoe (penganan berupa kue yang dibuat dari tepung dan pisang, kelapa merah, teupong taweu (tepung tawar),
air putih, oun sineujuek (daun yang khusus digunakan untuk prosesi tradisi Peusijuek), on
anekmano (jenis daundaunan), on naleung samboo (sejenis rerumputan yang memiliki akar yang kuat), glok ie (tempat cuci tangan), dan sangee (tudung saji).
Tradisi Peusijuek dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan kebahagaiaan yang telah diberikan kepada mereka. Selain itu, tradisi Peusijuek juga sekaligus menjadi permohonan serta harapan agar selalu memperoleh keselamatan, keberkahan dan kesejahteraan. Fungsi dari tradisi Peusijeuk juga dapat dibagi ke dalam beberapa jenis, yang diantaranya seperti, Peusijuek Meulangga (yaitu perselisihan atau konflik), Peusijuek padee bijeh (yaitu saat mulai menanam padi), Peusijuek tempat tinggai (yaitu penghuni rumah), Peusijuek peudong rumoh baro (yaitu membangun rumah baru), Peusijuek Keurubeuen (yaitu saat hari berkurban), Peusijuek kendaraan, Peusijuek kitan, menunaian ibadah haji, dan Peusijuek pernikahan.