SEJARAH:
Berdasarkan cerita dari sejarawan yang ada di desa Kuro dan Bangsal, Gulo Puan yang dibuat dari susu kerbau dan gula pasir, dibuat oleh Masyarakat Kuro dan Bangsal sebagai bentuk upeti atau pemberian kepada Kesultanan Palembang. Saat itu masyarakat Kuro dan Bangsal merupakan salah satu keturunan dari Kesultanan Palembang yang kemudian pindah kearah Pampangan.
PROSES:
Diawali dengan pemerahan susu kerbau di pagi hari sebelum matahari terbit sekitar pukul lima pagi atau pada saat kerbau pulang yaitu sekitar jam enam sore. Susu perahan ini kemudian dibawa pulang ke rumah untuk diolah menjadi Gulo Puan yaitu dengan menggabungkan susu dengan gula (gulo) dengan perbandingan satu berbanding satu, satu liter susu dimasak dengan satu kilogram gula pasir. Bahan ini dimasak selama empat jam di wajan dengan menggunakan kayu bakar. Selama proses masak ini bahan harus terus diaduk untuk menghasilkan Gulo Puan yang bagus.