Keruncong Stambul Fajar merupakan sebuah musik yang berfungsi sebagai hiburan masyarakat. Kata keruncong terpengaruh dari kebiasaan masyarakat Melayu Belitung dalam berdialek seperti kata “orang” dalam Bahasa Indonesia jika disebutkan dalam bahasa Melayu Belitung menjadi “urang”. Maka kata keruncong itu merupakan analogi dari kata keroncong. Sedangkan kata stambul fajar berasal dari kebiasaan masyarakat dalam memainkan music keruncong yang dimainkan pada waktu hajatan atau upacara tertentu, dimainkan pada malam hari hingga menjelang fajar atau pagi hari, selama musik ini dimainkan akan diberikan tambul berarti kue yang dihidangkan untuk para pemain musik, kebiasaan memainkan musik ini menjadikan musik keruncong dikenal dengan Keruncong Stambul Fajar, pada pertunjukannya digunakan untuk menunggu makanan yang sebelumnya telah dimasak pada siang hari untuk besok disajikan pada hari hajatan atau upacara.
Sejak awal berkembangnya musik keruncong di pulau Mendanau memang hanya ada beberapa Instrumen yang digunakan dalam musik KSF berupa
(1) Biola (Viul),
(2) Gitar akustik,
(3) Ukulele dan
(4) Gitar Bas Akustik.