Penamaan “Selendang mayang” lebih karena tujuan untuk mempermudah dikenal karena namanya yang unik. Minuman yang mulai langka keberadaannya saat ini, ternyata sudah mulai dikenal sejak tahun 1940-an. Selendang mayang sering dikaitkan dengan cerita rakyat Jampang Mayangsari. Mayangsari terkenal kecantikannya dan salah satu keunggulannya adalah rambutnya yang hitam panjang ikal. Ada juga yang menyangkut-pautkannya dengan perempuan yang memakai selendang dengan rambut hitam ikat dua. Oleh karena itu ada yang menyebutnya kue indah menawan. Bentuknya yang semula di loyang berlapis tiga warna, kemudian dipotong panjang seperti selendang. Potongan panjang tadi kemudian dipotong kecil-kecil berbentuk wajik.
saat pesta pernikahan, sebagai menu takjil, atau acara hajatan bernuansa budaya Betawi. Menyantap selendang mayang berarti kehangatan dan kemeriahan. Selain menyegarkan, minuman ini dapat mengurangi rasa lapar karena dibuat dengan bahan dasar tepung beras.
Bahan-bahannya membuat selendang mayang: tepung sagu aren, tepung beras, garam, daun pandan suji, air, gula merah diiris-iris. Bahan untuk kuahnya: santan, daun pandan, dan garam. Cara membuatnya: tepung sagu aren, tepung beras, garam, daun pandan suji, dan air dicampur dan diaduk sampai tepung larut. Panaskan panci, lalu larutan tepung dimasukkan sambil terus diaduk sampai adonan menggumpal dan matang. Adonan diangkat lalu dituang dalam wadah untuk didinginkan. Setelah dingin, selendang mayang dipotong-potong sesuai dengan selera. Gula merah dan air direbus sampai gula larut. Kuah santan dan gula merah dituang secukupnya di atas selendang mayang. Agar lebih segar, diberikan es serut atau es batu sesuai selera.