Lintang: -6.1673500
Bujur: 106.6468717
Lapas ini awalnya dibangun pada tahun 1925 untuk menampung 220 anak. Tahun 1934, bangunan ini dikelola Yayasan LOG, kemudian oleh Yayasan Pro Juventute. Pada pendudukan Jepang, bangunan menjadi tempat tawanan perang. Pada awal kemerdekaan, bangunan lapas juga pernah dipakai sebagai Akademi Militer Tangerang.
Ketika itu, Direktur Akademi Militer Tangerang yang dijabat Mayor Daan Mogot. Dia membuka pendaftaran bagi pemuda berusia 18-25 tahun yang mau mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tahun 1964, tempat ini berganti nama menjadi Lapas Anak Wanita Tangerang. Selanjutnya pada 1977 berubah nama menjadi Lapas Anak Negara Wanita, dan pada 1985 berganti lagi menjadi Lapas Kelas IIB Anak Wanita Tangerang sebelum berubah lagi pada 2017.
Bangunan lapas ini adalah peninggalan pemerintah kolonial Belanda dan ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Kawasan ini didirikan pada 1928 oleh pemerintah Hindia Belanda bukan sebagai penjara, tetapi untuk mengasingkan anak Belanda yang nakal.
Dekat pintu masuk lapas berdiri lonceng bertuliskan tahun 1877 di bagian puncaknya. Menurut keterangan petugas lapas, lonceng itu berfungsi sebagai tanda bahaya.
Di dalam area lapas ini juga terdapat Museum Permasyarakatan yang memiliki koleksi dari Lapas-lapas yang ada di seluruh Indonesia.
Pada area depan lapas juga terdapat dua makam kolonial, namun tidak terdapat catatan mengenai sejarah dari kedua makam tersebut.