Gereja Katolik St. Ignatius

Seiring menguatnya penguasaan kolonial dan jumlah penduduk Belanda semakin banyak, Belanda kembali membangun tempat ibadah di dalam kompleks kadipaten. Gereja kedua yang dibangun di sekeliling alun-alun adalah Geraja Katholik yang awalnya dibangun tahun 1865. Gereja Katholik dibangun untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat khususnya Belanda dalam rangka beribadah, lengkap dengan kantor para pasturnya. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1999 dalam Utami 2001) bangunan ini bermula dari sebuah rumah (bekas sebagian rumah yang ada di kawasan kadipaten) yang kemudian dibeli oleh Romo F.Voogel untuk tempat ibadah umat Katholik. Bangunan tersebut dipugar tahun 1900 seiring dengan kebutuhan ruang untuk kegiatan jemaat dengan arsitektur Romawi. Kondisi fisik yang didominasi arsitektur romawi menjadikan bangunan gereja ini lain dibanding dengan bangunan yang ada di Magelang.