Lintang: -1.2598715
Bujur: 112.5164047
Betang Tumbang Gagu atau juga dikenal dengan sebutan Betang Antang Kalang, dibangun selama tujuh tahun, dimulai pada tahun 1870 dan baru ditempati pada tahun 1878. Pada awalnya, betang ini ditempati oleh enam kepala keluarga yang mendirikan bangunan tersebut, yakni Boruk Dawut, Pangkong Iding Dandu, Singa Jaya Antang Kalang, Manis Bin Lambang Dandu, Rais Bin Lambang Dandu, Bunter dan Karamu.
Salah satu pendiri betang yakni Singa Jaya Antang berasal dari daerah Sungai
Kahayan di kampung Bukit Rawi, cucu dari Tamanggung Rawi. Singa Jaya Antang merupakan tokoh masyarakat Dayak Tumbang Gagu yang ikut terlibat dalam perjanjian rapat damai yang disebut sebagai Perjanjian Tumbang Anoi. Rapat dilaksanakan pada tanggal 22 Mei s/d 24 juli 1894 di Tumbang Anoi dan melibatkan hampir semua Suku Dayak yang berada di pulau Kalimantan, termasuk Malaysia dan Brunai Darussalam. Tujuan diadakan rapat ini adalah untuk menyelesaikan konflik di antara mereka, yang salah satu hasil kesepakatan rapat tersebut adalah pelarangan tradisi ngayau. Perjanjian Tumbang Anoi merupakan salah satu peristiwa penting dan bersejarah serta masih tersimpan dalam ingatan kolekstif masyarakat Dayak di wilayah.