Lintang: -7.5540890
Bujur: 110.2523890
Pasar Blabak terletak di Dusun Blabak, Desa Blabak, Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang tepatnya berada dipinggir jalan poros Yogyakarta-Semarang atau berada di depan Pabrik Kertas Blabak. Pasar Blabak dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda pada akhir abad XIX di Magelang dan diperkirakan sejaman dengan beberapa Stasiun Kereta Api sepanjang jalur Magelang - Yogyakarta.
Pasar Blabak merupakan pasar Tradisional yang dibangun Pemerintah Belanda pada akhir abad XIX untuk menggerakkan ekonomi rakyat, selain itu juga berfungsi sebagai tempat bermuaranya produk-produk rakyat di sekitarnya dan merupakan penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Melihat bentuk arsitektur bangunannya, pasar Blabak dibangun sejaman dengan pasar Muntilan yang saat ini telah dibongkar dan rencananya akan diganti dengan bangunan baru.
Pasar tradisional merupakan sektor perdagangan yang memiliki ciri khas tersendiri yaitu adanya pola interaksi antara penjual dan pembeli saat tawar menawar barang dagangan, tidak hanya sebagai tempat aktivitas penjual dan pembeli malainkan juga sebagai tempat berkumpulnya berbagai suku dan agama, dalam perkembangannya pasar tradisional juga sebagai media wisata belanja, edukasi, serta meningkatkan pendapatan pedagang mikro atau terhadap pihak penggerak ekonomi kerakyatan.
Pasar Blabak terdiri dari 9 los pasar yang dibangun memanjang kebelakang arah tenggara-barat laut. Dari sembilan ( 9) los pasar tersebut terdapat dua (2) los pasar yang merupakan los induk sementara tujuh lainnya merupakan los tambahan. Los induk berukuran 10 m x 30 m sementara los tambahan berukuran 5 m x 30 m. Secara keseluruhan luas lahan pasar Blabak adalah 4.811 m2. Bangunan pasar Blabak berada kurang lebih 10 m dari as jalan Blabak- Paremono yang saat ini daerah tersebut telah berdiri beberapa kios pedagang dan kantor pengelola pasar yang terkesan kumuh. Pada tanggal 17 Oktober 2019 Pasar Blabak mengalami kebakaran sehingga hanya meninggalkan 3 bangunan los yang masih tersisa. Bangunan Los yang tersisa adalah satu buah banguna los Induk dan dua bangunan los tambahan. Sisa Los yang tersisa ini paling tidak ada satu yang dipertahankan dan ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat Kabupaten Magelang.
Pasar Blabak dibangun dengan menggunakan rangka kayu jati kelas satu dengan bentuk arsitektur terbuka. Bagian tubuh bangunan hanya ditopang rangka kayu jati dan dilanjutkan dengan rangka atap berbentuk kuda-kuda segi tiga sama kaki dengan diperkuat angkur dan baut dari besi dan ditutup dengan atap berbentuk segitiga dengan genteng flam. Bangunan-bangunan utama dilengkapi dengan penampil yang memberikan kesan bagunan rendah meskipun sebenarnya bangunan pasar Blabak cukup tinggi yaitu sekitar 7 m.
Atap bangunan induk pasar Blabak terdiri dari dua susun dan ruang antar atap dilengkapi dengan lubang-lubang angin yang memberi jalan kepada angin bisa masuk dengan bebas ke dalam pasar sehingga pasar tidak terlalu panas. Lagit-langit bangunan berupa papan kayu jati yang disusun bertumpuk. Lantai pasar terbuat dari tegel kunci berwarna abu-abu berukuran 20 cm x 20 cm. Lantai seperti ini lazim digunakan pada bangunan-bangunan yang dibuat oleh Kolonial Belanda di Indonesia.
Pada bagian depan pasar terdapat bangunan-bangunan berarsitektur Cina Daratan yang bentuk atapnya menyerupai plana kuda dengan menggunakan genteng flam sebagai atapnya. Keberadaan bangunan berarsitektur Cina di dekat pasar Blabak menandakan bahwa pada masa itu aktifitas di pasar Blabak tidak ahanya di dominasi oleh warga pribumi tetapi warga non pribumi seperti etnis Cina juga telah ada. Warga Etnis Cina memang mendapat tempat yang baik dimasa pemerintahan colonial di Indonesia jadi tidak mengherankan kalau perekonomian waktu itu dipegang oleh etnis Cina.