Lintang: -7.6995600
Bujur: 110.3479967
ANIEM merupakan perusahaan yang berada di bawah NV (Handelsvennootschap) yang sebelumnya bernama Maintz & Co. Perusahaan ini berkedudukan di Amsterdam, Belanda. Pada akhirnya ANIEM menjadi perusahaan listrik yang menguasai 4- persen pasokan listrik dalam negeri (Hindia Belanda). Kebutuhan dan permintaan listrik yang tinggi membuat ANIEM semakin berkembang dan melakukan percepatan ekspansi. Tahun 1921 perusahaan ini memperoleh konsesi di Banjarmasin dengan waktu kontrak hingga tahun 196-. Tahun 1937 perusahaan ini diserahi pengelolaan listrik di Jawa Tengah (temasuk DIY waktu itu), Jawa Timur, dan Kalimantan. ANIEM disebut-sebut memiliki kinerja yang sangat baik dan efektif. Perusahaan ini melakukan desentralisasi produksi dan pemasaran dengan cara membentuk sejumlah anak perusahaan di daerah. Dengan demikian produksi tenaga listrik dilakukan secara sendiri-sendiri di berbagai daerah. Beberapa perusahaan di bawah ANIEM di antaranya adalah: NV. Oost Java Electriciteits Maatschappij (OJEM) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Lumajang, Tuban dan Situbondo; NV. Solosche ElectriciteitsMaatschappij (SEM) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Solo, Klaten, Sragen, Jogjakarta, Kudus dan Semarang; NV. Electriciteits Maatschappij Banjoemas (EMB) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Sokaraja, Cilacap, Gombong, Kebumen, Wonosobo, Maos, Kroya, Sumpyuh, dan Banjarnegara; NV. Electriciteits Maatschappij Sumatera (EMS) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Bukit Tinggi, Payakumbuh, Padang Panjang dan Sibolga; NV. Electriciteits Maatschappij Bali & Lombok (EBALOM) di Surabaya dengan perusahaan-perusahaannya di Singaraja, Denpasar, Gianyar, Tabanan, Klungkung, Ampenan, Gorontalo, Ternate. Seiring dengan kemerdekaan Indonesia, perusahaan listrik swasta Belanda ini pun diambilalih oleh negara Indonesia (setelah sebelumnya diambil alih oleh Jepang). Akhirnya beberapa bangunan seperti gardu induk listrik peninggalan ANIEM tinggallah menjadi bangunan yang tidak lagi berfungsi sebagai pengelola tenaga listrik. Lebih-lebih setelah urusan perlistrikan dikelola secara professional oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN). Demikian pun dengan Cagak-Cagak listrik yang dulu oleh masyarakat Jawa dikenal dengan nama Cagak Anim (tanpa e), kini hanya tinggal beberapa dan berdiri sebagai salah satu kekayaan warisan budaya. Nama Tiang listrik ANIEM ini merupakan singkatan dari Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij yang merupakan perusahaan listrik milik Belanda. ANIEM adalah anak perusahaan dari NIEM (Nederlandche Indische Electriciteit Maatschappij). Perusahaan NIEM merupakan perusahaan yang berada di bawah NV Handelsvennootschap yang sebelumnya bernama Maintz & Co yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda. NIEM pertama kali masuk di Surabaya dengan mendirikan perusahaan Nederlandsche Indische Gas Maatschappij (NIGM). NIGM kemudian diberikan hak untuk membangun pembangkin listrik dan sistim distribusinya di kota-kota besar di Jawa. Pada 26 April 19-9 NIGM membangun anak perusahaan ANIEM. ANIEM kemudian berkembang menjadi perusahaan swasta terbesar di Hindia Belanda dan memenuhi kebutuan listrik sebesar 4-% di daerah Jawa.