Lintang: -7.8052960
Bujur: 110.4430430
Berbah pada masa penjajahan Belanda, sudah dikenal sebagai wilayah administrasi yang disebut District Brebah, Afdeeling Mataram (Rapporten van der Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch – Indie Tahun 1915). Berdasarkan Rijsblad Kasultanan Tahun 1927, ada pembagian wilayah di bawah Kasultanan, yaitu Distrik dan Onder Distrik. Distrik dipimpin oleh Panji, sedangkan Onder Distrik dipimpin Asisten Panji. Dalam catatan Rijsblad Kasultanan Tahun 1927 Distrik Prambanan terdiri dari beberapa Onder Distrik, yaitu Tanjungtirta, Grogol, Berbah, Kenaran, dan Piyungan. Dari catatan ini Berbah merupakan Onder Distrik yang dipimpin oleh Asisten Panji. Apabila dilihat dari Rapporten van der Oudheidkundigen Dienst in Nederlandsch – Indie Tahun 1915 maka Berbah pernah sebagai Distrik yang kemungkinan dipimpin oleh seorang dengan gelar Panji sehingga bangunan yang disebut Kepanjen adakaitannya dengan jabatan Panji. Kepanjen menurut cerita pernah digunakan sebagai tempat untuk istirahat pengantar jenazah raja-raja Kraton Kartasura dan Surakarta yang akan dimakamkan di Imogiri sebelum ada kereta api. Saat itu jenazah menggunakan kereta yang ditarik kuda dibantu dengan tenaga manusia. Mengingat perjalanan jauh maka perlu tempat istirahat yang dilakukan di Bangsal Palereman di Prambanandan para pengantarada yang berhenti di Kepanjen, Berbah. Setelah adanya Kereta Api, jenazah raja tidak lagi menggunakan kereta kuda dan beristirahat di Bangsal Palereman Prambanan, maupun di KepanjenBerbah. Menurut “Pawarti Surakarta” pemakaman Paku Buwono X pada tahun 1938 menggunakan kereta api dari Stasiun Jebres, sehingga fungsi tempat transit tidak diperlukan lagi. Saat ini KomplekKepanjen digunakan untuk Kantor Camat Berbah yang sebelumnya merupakan kantor Kapanewon Berbah.