Lintang: -6.7328250
Bujur: 111.0142720
Pintu Gerbang Majapahit terletak di Dukuh Rendole, Desa Muktiharjo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Pintu Gerbang ini dipercaya sebagai bekas gerbang Kaputren Majapahit yang dahulu dibawa ke Pati. Pintu Gerbang Majapahit berbentuk pintu tipe kupu tarung dan terbuat dari kayu jati. Komponen Pintu Gerbang Majapahit terdiri dari ambang pintu yang terletak di atas kusèn pintu, serta kusèn yang terletak di atas, kanan, dan kiri pintu Pintu Gerbang Majapahit memiliki gawangan di kanan kiri yang berfungsi sebagai tempat memasang pintu gerbang pada sebuah bangunan. Ukuran kontruksi gawangan adalah panjang tiang kayu: 230 cm, tinggi: 220 cm. ukuran kayu 14 cm x 14 cm. Kayu penyangga tiang atas gawangan di depan dan belakang dibentuk bulat dan berhias. Untuk memperkuat kontruksi gawangan, pada bagian bawah dilengkapi kaki sebanyak 4 buah. Pintu Gerbang Majapahit memiliki ambang pintu yang terletak di atas kusen pintu. Di atas ambang ini terdapat hiasan kala pada bagian tengah. Pada sekitar hiasan dikelingi oleh berbagai hiasan seperti hiasan wadasan, gunungan, sayap, ornamen Gerbang, hiasan geometri dan berbagai hiasan lainnya.
Komponen lain yang terdapat pada Pintu Gerbang Majapahit adalah kusen, yang merupakan pengikat dari daun pintu. Kusen ini berada di bagian atas, bawah, kanan dan kiri daun pintu. Pada bagian kusen memiliki berbagai hiasan seperti hiasan sayap berbagai motif, ceplok bunga, sulur-suluran, wadasan, ceplok geometris, saton dan berbagai hiasan lain. Pintu Gerbang Majapahit memiliki 2 (dua) daun pintu, dengan ukuran tinggi: 213 cm, lebar 1 (satu) daun pintu 53 cm. Kedua daun memiliki hiasan berupa relief cerita sebanyak 4 panil yang terletak pada daun pintu. Pembacaan relief di daun pintu menurut pendapat Hapsara dan Eva (2009 dalam Pratama, 2022) dibaca mulai dari kiri bawah – ke kanan bawah – kanan atas – dan berakhir di kiri atas. Secara berurutan, relief dinamai dengan sebutan P1 untuk menyebut relief kiri bawah, P2, P3, dan P4 untuk menyebut sesuai urutan cara membacanya.
Relief P1 menceritakan adegan seseorang tokoh membawa senjata tombak, tameng dan menghadap ke kanan. Relief P2 menceritakan adengan seorang tokoh menghadap ke arah tokoh P1 dengan sikap kuda – kuda terkesan akan berperang. Keduanya terkesan memiliki latar tempat yang sama yaitu di sebuah kubangan air yang berbentuk geometri setengah lingkaran. Latar diperkuat dengan adanya ornamen teratai, ikan, dan angsa. P3 menceritakan peperangan dengan posisi tokoh P1 akan menikam tokoh P2 dengan tombak yang dipegang.
Adegan terjadi di sebuah kubangan air dengan komponen pendukung berupa ornamen teratai, ikan, dan angsa. Relief menampakan landscape pegunungan. Relief P4 memunculkan tokoh utama perempuan yang memegang keris dan akan digunakan untuk bunuh diri, namun dicegah oleh tokoh – tokoh pendukung. Latar cerita masih sama dengan adegan P1, P2, dan P3 yang didukung adanya ornamen air, teratai, ikan, dan angsa (Pratama, 2022).