Lintang: -6.1415530
Bujur: 106.8059150
Dibangun pada abad 18-19 Arsitektur gaya Cina. Bangunan dengan gaya arsitektur Tiongkok banyak ditemukan di Jakarta. Ada sekitar 100-an bangunan berarsitektur Tiongkok tersebar di seluruh wilayah Jakarta. Seperti Senen, Kramat, Glodok, Pinangsia, Jatinegara, Tanah Abang dan kawasan lainnya. Secara khusus bangunan-bangunan itu memiliki khas arsitektur dari Tiongkok Selatan. Hal ini dimungkinkan karena berdasarkan berbagai catatan sejarah, para imigran Tiongkok yang datang ke nusantara memang berasal dari Tiongkok bagian selatan dengan profesi sebagai buruh, petani, nelayan dan sebagainya.
Salah satu bangunan bergaya arsitektur Tiongkok adalah bangunan yang ada di Jalan Moh. Mansyur Nomor 102 s/d 106 serta No. 238 dan 254 Jakarta Barat. Bangunan dibangun sekitar tahun 1770-an. Dalam sejarahnya kawasan pecinan yang memiliki bangunan arsitektur Tiongkok berdiri setelah adanya perdamaian antara penguasa VOC Belanda dengan komunitas orang Tionghoa. Pada saat itu orang-orang komunitas Tionghoa melakukan pemberontakan terhadap penguasa VOC Belanda, sekitar tahun 1734-1741.
Dari aspek kesejarahan keberadaan gedung ini memperlihatkan struktur / komposisi masyarakat di masa lalu. Lokasi bangunan ini dan sekitarnya merupakan wilayah pemukiman komunitas Tionghoa di Batavia yang umumnya berprofesi sebagai pedagang, tuan tanah, penarik pajak serta profesi lainnya yang mendapat perlindungan khusus dari penguasa VOC Belanda.
Salah satu yang menjadi khas bangunan langgam China atau Tiongkok ini, adalah bentuk atapnya yang menyerupai ekor walet dan pelana kuda. Kedua jenis atap ini biasanya menunjukkan status sosial di kalangan masyarakat Tionghoa. Atap ekor walet, biasa digunakan oleh kalangan pejabat dan atap pelana kuda digunakan oleh rakyat biasa.
Atap ekor walet tidak hanya digunakan pada rumah tinggal atau rumah toko, melainkan juga pada rumah ibadat dan sekolah. Pemakaian atap ekor walet pada rumah ibadat merupakan salah satu bangunan yang paling dihormati oleh masyarakat Tionghoa. Saat ini bangunan-bangunan itu masih digunakan pemiliknya sebagai toko atau pun rumah tinggal. Di kaswasan itu pula dikenal sebagai salah satu kawasan pecinan di Jakarta.