Lintang: -7.9203810
Bujur: 110.3958330
Kompleks makam Imogiri terdiri dari beberapa bangunan
penting seperti masjid, pintu gerbang, kelir, masjid, dan
kolam
Masjid
Masjid terdapat di dalam kompleks makam dan merupakan
masjid kuno yang dibangun pada masa Sultan Agung.
Unsur asli yang ada pada makam adalah saka guru dari
kayu jati yang disangga umpak persegi dari batu kali.
Mihrab dari masjid ini berupa relung pada dinding barat,
dan mimbar berhias ukir-ukiran diantaranya menyerupai
kala.
Pintu gerbang
Kompleks makam Imogiri memiliki empat buah pintu
gerbang atau gapura: Kori Supit Urang, Regol Sri
Manganti I, Regol Sri Manganti II, dan Gapura Papak.
1. Kori Supit Urang berbentuk gapura bentar, ukuran
panjang 220 cm, lebar 150 cm, dan terbuat dari batu
bata. Pada bagian kaki terdapat hiasan geometris. Dua
padasan dengan lapik berhias tumpal terdapat pada
kanan kiri Kori Supit Urang.
2. Regol Sri Manganti I, berbentuk paduraksa dengan
pintu yang dapat dibuka dan ditutup. Gapura ini
merupakan pintu menuju halaman yang bersifat sakral.
Gapura ini dibangun dari batu putih, namun sekarang
dilapisi seming, Tangga menuju gapura ini berukuran
12,70 x 3,60 m dibuat dari batu bata. Daun pintu yang
terletak di gapura ini dihias dengan dua bidang besar
berbentuk belah ketupat, berisi ukiran bermotif
tumbuh-tumbuhan. Di bawah ambang atas pintu ada
‘latiyu’ (ambang atas pintu berundak-undaj), bertingkat
lima terbuat dari kayu. Di belakangnya terdapat angkaangka Jawa
3. Regol Sri Manganti II ini berbentuk paduraksa. Ukiran
berhias di regol ini berjumlah lebih sedikit dari Regol
Sri Manganti I. Di atas ambang pintu terdapat latiyu
sebanyak tujuh tingkat dan berhias pola bunga-bungaan
di bagian tengahnya. Di balik latiyu terdapat angkaangka Jawa.
4. Gapura Papak merupakan gerbang menuju ke makam
Sultan Agung yang terletak di halaman
terakhir/halaman IV. Di dekat gapura ini terdapat
susunan batu yang disebut pelenggahan yang digunaan
Sultan Agung untuk memandang Laut Selatan.
Kelir
Kelir merupakan tembok yang terletak di tengah-tengah di
belakang gapura masuk dan berfungsi sebagai penghalang
bagi orang dari luar untuk melihat secara langsung ke
bagian dalam sebuah bangunan atau halaman. Ada empat
kelir di Kompleks Makam Imogiri:
1. Kelir Gapura Supit Urang
2. Kelir Regol Sri Manganti I
3. Kelir Regol Sri Manganti II
4. Kelir Gapura Papak
Padasan
Padasan merupakan tempat berwudhu berbentuk gentong
yang biasa disebut dengan enceh atau kong. Ada enam
buah padasan: dua buah di luar gerbang Supit Urang dan
empat buah di halaman Kamandhungan.
Dua buah padasan atau enceh yang berada di timur tangga
regol Sri Manganti I diberi nama Kyai Mendhung dan Nyai
Siyem. Kedua enceh ini merupakan persembahan dari raja
Ngerum (Turki) dan Siyem (Thailand). Enceh yang
terdapat sebelah barat tangga bernama Kyai Danumaya dan
Nyai Danumurti, berasal dari Aceh dan Palembang. Encehenceh ini diisi air setahun sekali pada hari Selasa Kliwon
dan Jumat Kliwon pertama di bulan Suro dengan upacara
tradisi khusus.
Nisan
Nisan sebagai bagian dari makam di Kompleks Makam
Imogiri terbuat dari beberapa macam batu seperti batu
andesit, bata, dan batu pualam. Nisan untuk wanita
biasanya bagian atasnya tumpul atau membulat, sedangkan
nisan untuk pria bagian atasnya runcing. Nisan-nisan di
kompleks makam Imogiri ini terbagi dalam delapan
kompleks makam yang disebut dengan istilah kedhaton:
1. Kedhaton Sultan Agung dan keluarga
2. Kedhaton Pakubuwanan
3. Kedhaton Bagusan/Kasuwargan (Surakarta)
4. Kedhaton Astana Luhur
5. Kedhaton Girimulyo
6. Kedhaton Kasuwargan
7. Kedhaton Basiyaran
8. Kedhaton Saptarengga
Kolam
Kolam ini terletak di halaman depan masjid tepatnya di
depan Gapura Supit Urang. Pengisian kolam diperoleh dari
mata air Bengkung.
Kompleks Makam Imogiri dibangun oleh Sultan Agung
Hanyakrakusuma pada tahun 1632 M. Kompleks ini
terletak di Gunung Merak dan lebih dikenal oleh
masyarakat setempat dengan istilah Pajimatan karena
dianggap sebagai jimat atau pusaka Kerajaan Mataram.
Kompleks makam ini didirikan sebagai tempat pemakaman
raja-raja Mataram beserta keturunannya, raja-raja Keraton
Yogyakarta dan raja-raja Keraton Surakarta. Sultan Agung
sebagai raja pertama yang dimakamkan di kompleks
makam ini berada di tempat tertinggi dan dianggap paling
sakral. Pada bagian timur dari kompleks maka Sultan
Agung berderet makam raja-raja dari Keraton Yogyakarta.
Bagian barat kompleks makam Sultan Agung berderet
makam raja-raja dari keraton Surakarta.
Kerabat kerajaan seperti permaisuri, garwa ampeyan,
pangeran, dan kerabat lainnya juga dimakamkan di
kompleks makam Imogiri ini.