Lintang: -6.1817343
Bujur: 106.8223507
Gedung Bank Indonesia terletak di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Tepatnya di seberang Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral. Gedung ini merupakan gedung kedua yang dimiliki oleh Bank Indonesia setelah nasionalisasi bank milik Belanda De Javasche Bank yang terletak di komplek Kota Tua, Jakarta Barat. Gedung Bank Indonesia yang terletak di Jalan MH Thamrin ini dibangun pada tahun 1958 dan selesai pada tahun 1962 dan dirancang oleh arsitek Frederich Silaban.
Selama empat tahun tersebut, berhasil dibangun gedung dengan sembilan lantai, dan memiliki luas bangunan 18.000 meter persegi. Seluruh sisi gedung dipasang roster beton yang berfungsi sebagai penahan masuknya sinar matahari secara sporadis. Sedangkan, setiap sisi dari gedung tersebut dilapisi oleh batu alam berwarna krem.
Setelah gedung baru selesai pengerjaannya, maka dilakukan persiapan untuk menunjang aktivitas yang ada di dalamnya hingga siap untuk dioperasikan. Penataan-penataan untuk gedung dilakukan dengan seksama, dan akhirnya gedung tersebut baru bisa digunakan pada 21 Maret 1963. Namun, peresmiannya baru dilaksanakan pada 5 Juli 1963 bertepatan dengan Hari Bank. Pada saat itu BI dipimpin oleh Mr. Soemarno yang posisinya pada 1962 dijadikan setingkat menteri dengan nama Menteri Urusan Bank Sentral.
Sejak saat itu Bank Indonesia memiliki dua kantor utama, yaitu Kantor Bank Indonesia Kota Tua dan Kantor Bank Indonesia Thamrin. Keduanya mempunyai makna historis yang penting bagi bangsa Indonesia.
Gedung yang pertama adalah gedung warisan kolonial hasil arsitek berkebangsaan Belanda yang menjadi penanda panjangnya perjalanan bank sirkulasi dan bank sentral di Indonesia. Namun kemudian, gedung yang pertama ini terus difungsikan sebagai Museum BI sejak 15 Desember 2006. Sedangkan, gedung kedua atau gedung yang baru tersebut dikembangkan menjadi Kompleks Perkantoran BI Pusat yang terpadu.
Seiring dengan perkembangan di dalam Kompleks Perkantoran BI di daerah Thamrin, gedung karya Frederich Silaban ini tetap dipertahankan eksistensinya meski di belakangnya telah didirikan bangunan pencakar langit yang juga dijadikan kantor BI.